Mamasa — Debat Kedua pasangan Calon Bupati danwakil Bupati Mamasa, berlangsung di Aula Gereja toraja Mamasa, Sabtu 16 November 2024. Para pasangan calon tampil memukau hadirin maupun pemerisa yang menonton melalui tayangan TVRI Sulbar, dan Youtube KPU Mamasa. Begitupun dengan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Mamasa nomor urut 2, Ruslan dan Andi faridha fachri.
Merasa Ditipu, Penumpang KM Laskar Pelangi Kecewa


Pasangan dengan Jargon Ruslan-ida ini, tampil apik saat membahas materi debat dengan tema Sinergitas Pembangunan Daerah dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Pelayanan Publik serta Pelestarian Nilai-nilai Budaya Lokal. Kedua pasangan yang saling melengkapi ini, dinilai akan dapat dapat menjalan program jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati, 27 November Mendatang.
Lanal Mamuju Bantu Pipanisasi, Tandon dan Alkon di Bulutakkang


“Debat ini bagian dari proses pilkada Mamasa. Kami tentu tidak ingin membuat polemik yang dapat membuat pelaksanaan pilkada tidaksesuai harapan. Kami pasangan calon Ruslan-Ida berkomitmen untuk melaksanakaan pilkada damai. Sitayuk sikamase, sirendeng maya-maya” ucapannya, usai debat. Sabtu, 16 November 2024.
Selangkah Lagi, Demmatande jadi Pahlawan Nasional Asal Sulbar


Bukan hanya komitmen dalam pembangunan daerah, dan pelayanan publik seperti materi debat kedua tersebut. Namun, Keduanya juga komitmen dengan Pelestarian Nilai Budaya Lokal. Terbukti, saat debat keduanya menggunakan pakaian khas Mamasa.
“Salah satu program kami, adalah melestarikan budaya, termasuk budaya lokal. Kami membuktikan dengan memakai baju adat budaya Mamasa saat debat kedua ini. Pahlawan akan menjadi perhatian dan kami akan lakukan berbagai hal, untuk menghargai jasa pahlawan, termasuk pahlawan Mamasa, Demmatande” urainya.
Sementara itu, dalam debat, Andi faridha fachri menyampaikan bahwa dirinya telah melakukan berbagai hal, termasuk melakukan pembinaan UMKM sebelum maju sebagai calon Wakil Bupati.
” Saya sudah membuktikan berbagai program untuk melestarikan budaya lokal. Banyak, pelaku UMKM saya bantu dengan modal pribadi, bukan pakai uang pemerintah. Itu, bukti bahwa kami peduli dengan budaya lokal” kunci wanita yang biasa disebut ibu ida ini.
(cia)